Pendidikan

Sistem Saraf Otonom – Pengertian, Makalah, Peran Dan Cara Kerja

Sistem Saraf Otonom

Sistem Saraf Otonom – Pengertian, Makalah, Peran Dan Cara Kerja – Pada sistem saraf otonom mempunyai fungsi dengan ciri perbedaan dari jenis-jenis sistem saraf otonom. Sebelum mengulas fungsi sistem saraf otonom, apa anda tahu apa itu sistem saraf tak sadar ( otonom ) ?? sistem saraf tak sadar ( otonom ) merupakan sistem saraf yang bekerja tanpa disadari secara otomati, dan tidak dibawah kehendak saraf pusat.

sistem-saraf-otonom


Contoh gerakan sistem saraf tak sadar ( otonom ) ialah denyut jantung gerak alat pencernaan, perubahan pupil mata, pengeluaran keringat dan lain-lain. Karakteristik sistem saraf tak sadar ( otonom ) ialah terdiri atas 12 pasang saraf otak ( kranial ) dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( spinal ).


Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari kemampuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi dan nasipnya didalam organisme hidup. Untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaan pada pengobatan penyakit, disebut farmakologi klinis. Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian yaitu farmakognosi, biofarmasi, farmakokinetik dan farmakodinamika, toksikologi dan farmakoterapi.


Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek teraupetis obat berhubungan erat dengan efek dosisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme (“sola dosis facit venenum” yang artinya hanya dosis membuat racun.


Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu mengenai cara membuat, memformulasi, menyimpan dan menyediakan obat. Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit/gangguan atau menimbulkan suatu kondisi tertentu.


Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Dua perangkat neuron dalam komponen otonom pada sistem saraf perifer adalah neuron aferen atau sensorik dan neuron eferen atau motorik. Neuron aferen mengirimkan impuls ke sistem saraf  pusat, dimana impuls itu diinterprestasikan. Neuron eferen menerima impuls (informasi) dari otak dan meneruskan impuls ini melalui medulla spinalis ke sel-sel organ efektor.


Jalur eferen dalam sistem saraf otonom dibagi menjadi dua cabang yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Dimana kedua sistem saraf ini bekerja pada organ-organ yang sama tetapi menghasilkan respon yang berlawanan agar tercapainya homeostatis (keseimbangan). Kerja obat-obat pada sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis dapat berupa respon yang merangsang atau menekan.


Dalam dunia farmasi, sistem saraf otonom ini sangat erat hubungannya dengan farmakologi dan toksikologi karena kita dapat mengetahui mekanisme kerja obat yang akan mempengaruhi sistem saraf otonom itu sendiri.


Pengertian Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bergantung pada sistem saraf pusat, dan antara keduanya dihubungkan urat-urat saraf aferen dan eferen. Juga memiliki sifat seolah olah sebagai bagian sistem saraf pusat, yang telah bermigrasi dari saraf pusat guna mencapai kelenjar, pembuluh darah, jantung, paru-paru, dan usus. Karena sistem saraf otonom itu terutama berkenaan dengan pengendalian organ-organ dalam secara tidak sadar, kadang-kadang disebut juga susunan saraf tidak sadar.


Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.


Sistem saraf otonom berfungsi untuk mempertahankan keadaan tubuh dalam kondisi terkontrol tanpa pengendalian secara sadar. Sistem saraf otonom bekerja secara otomatis tanpa perintah dari sistem saraf sadar. Sistem saraf otonom juga disebut sistem saraf tak sadar, karena bekerja diluar kesadaran.


Struktur jaringan yang dikontrol oleh sistem saraf otonom yaitu otot jantung, pembuluh darah, iris mata, organ thorakalis, abdominalis, dan kelenjar tubuh. Secara umu, sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.


Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang bekerja tanpa disadari atau tanpa perintah sistem saraf pusat. Sistem saraf otonom merupakan gabungan saraf sensorik dan saraf motorik. Gangguan pada sistem saraf otonom dapat mempengaruhi setiap bagian atau proses tubuh. Gangguan saraf otonom mungkin reversibel atau progresif.


Setelah sistem saraf otonom menerima informasi tentang tubuh dan lingkungan eksternal, maka sistem saraf otonom akan meresponnya dengan merangsang proses tubuh, biasanya melalui saraf simpatik, atau menghambat proses tubuh, biasanya melalui saraf parasimpatis.


Baca Juga : Bioteknologi Pangan


Jalur saraf otonom melibatkan dua saraf. Satu sel terletak dibatang otak atau sumsum tulang belakang yang dihubungkan dengan serabut saraf ke sel lain, yang terletak di gugusan sel saraf (disebut ganglion otonom). Serabut saraf dari ganglia ini terhubung dengan organ – organ internal. Sebagian besar ganglia untuk saraf simpatik terletak di luar sumsum tulang belakang pada kedua sisinya. Ganglia untuk saraf simpatik terletak didekat atau organ dimana terdapat saraf parasimpatitik tersebut.

Kerja sistem saraf otonom ini ternyata sedikit banyak dipengaruhi hipotalamus yang terdapat di otak. Apabila hipotalamus dirangsang maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti mempercepat denyut jantung, menghambat kerja saluran pencernaan dan melebarkan pupil mata. Sistem saraf otonom terdiri atas gabungan saraf sensorik dan saraf motorik.


Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.


Cara Kerja Sistem Saraf

Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :

  1. Reseptor:alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
  2. Efektor: alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
  3. Sel Saraf Sensoris: serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
  4. Sel saraf Motorik: serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
  5. Sel Saraf Konektor: sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.

Skema terjadinya gerak sadar

Rangsang, reseptor, sel saraf sensorik, otak, sel saraf motorik, efektor, tanggapan.

Sistem syaraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua bagian, pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.


Sistem saraf perifer terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur saraf yang kompleks. Di sistem saraf enterik, suatu subsistem dari sistem saraf perifer, memiliki kapasitas, bahkan ketika dipisahkan dari sisa dari sistem saraf melalui sambungan primer oleh saraf vagus, untuk berfungsi dengan mandiri dalam mengendalikan sistem gastrointestinal.


Baca Juga : Mikrofilamen Adalah


Neuron mengirimkan sinyal ke sel lain sebagai gelombang elektrokimia perjalanan sepanjang serat tipis yang disebut akson, yang menyebabkan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang akan dirilis di persimpangan yang disebut sinapsis. Sebuah sel yang menerima sinyal sinaptik mungkin bersemangat, terhambat, atau sebaliknya dimodulasi. Sensory neuron diaktifkan oleh rangsangan fisik menimpa mereka, dan mengirim sinyal yang menginformasikan sistem saraf pusat negara bagian tubuh dan lingkungan eksternal.


Motor neuron, terletak baik dalam sistem saraf pusat atau di perifer ganglia, menghubungkan sistem saraf otot atau organ-organ efektor lain. Sentral neuron, yang pada vertebrata sangat lebih banyak daripada jenis lain, membuat semua input dan output mereka koneksi dengan neuron lain. Interaksi dari semua jenis bentuk neuron sirkuit neural yang menghasilkan suatu organisme persepsi dari dunia dan menentukan perilaku. Seiring dengan neuron, sistem saraf mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut sel-sel glial (atau hanya glia), yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.


Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.

Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf  yaitu:

  1. Reseptor adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang ber tindak sebagai reseptor adalah organ indera.
  2. Penghantar impuls dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
  3. Efektor adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).


Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).


Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.


Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.


Baca Juga : “Ragi & Jamur” Definisi & ( Ciri – Perbedaan )


Peran dan Fungsi Sistem Saraf Otonom

Peran system saraf otonom adalah untuk terus menyempurnakan fungsi orgn dan system organ sesuai dengan rangsangan baik internal maupun eksternal. System saraf otom membantu untuk mempertahankan homeostasis (stabil internal dan keseimbangan) melalui koordinasi berbagai kegiatan seperti hormon,sirklasi,respirasi,pencernaan dan eksresi. System saraf otonom selalu ’on’ dan berfungsi secara tidak sadar, jadi kita tidak menyadari tugas pentingnya yang dilakukan setiap bangun (dan tidur) setiap menit dan setiap hari.


Sistem saraf otonom adalah bagian dari system yang memasok organ internal, termaksud pembuluh darah,lambung,usus,hati,ginjal,kandung kemih,paru-paru,pupil,jantung,keringat,ludah dan kelenjar pencernaan. Sistem saraf otonom adalah system saraf yang mengontrol gerakan tak sadar dan mengatur fungsi tubuh seperti;

  1. Tekanan darah
  2. Denyut jantung dan pernapasan
  3. Suhu tubuh
  4. Pencernaan
  5. Metabolisme (sehingga mempengaruhi berat badan)
  6. Keseimbagan air dan electron (seperti sodium dan kalsium)
  7. Produksi cairan tubuh (air liur,keringat,dan air mata)
  8. Buang air kecil dan besar
  9. Respon pupil,dan gairah seksual

Macam – Macam Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua :

  1. Saraf parasimpatis: terbagi dalam dua bagian yang terdiri atas saraf otonom kranial dan saraf otonom sakral. Sistem Parasimpatis berkaitan dengan pertahanan tubuh dan perbaikan sumber-sumber tubuh antara lain penurunan denyut jantung, peningkatan aktivitas gastrointestinal dan absorbsi makanan.
  2. Saraf simpatis: terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. Sistem Simpatis yang mempunyai aktivitas perangsangan, responnya antara lain adalah peningkatan denyut jantung, peningkatan kekuatan jantung, gula darah dan tekanan darah.

Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain: Saraf simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.


Seperti diungkapkan diatas bahwa sistem saraf tepi manusia terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal. Pada  sistem saraf  tepi Manusia terdapat 12 pasang saraf kranial, berikut ini adalah daftar saraf kranial pada manusia dan fungsinya.

Saraf-Kranial

Saraf-Kranial1


Baca Juga : “Karakteristik Hewan” Definsi Serta ( Contoh – Ciri-Ciri Secara Umum )


Sistem simpatis terdiri atas serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion-ganglion. Urat-urat itu bergerak dari dasar tengkorak yang terletak di depan kolumna vertebra, lantas berakhir dalam pelvis di depan koksigis, sebagai ganglion koksigeus. Ganglion-ganglion itu tersusun berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah :


  1. Daerah leher : tiga pasang ganglion servikal
  2. Daerah dada : sebelas pasang ganglion torakal
  3. Daerah pinggang : empat pasang ganglion lumbal
  4. Daerah pelvis : empat pasang ganglion sakral
  5. Di depan koksigis : ganglion koksigens

Ganglion-ganglion ini bersambung erat dengan sistem saraf pusat melalui sumsum tulang belakang, dengan mempergunakan cabang cabang penghubung, yang bergerak keluar dari sumsum tulang belakang menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang belakang.

Ganglion simpatis lainya berhubungan dengan dua rangkaian besar ganglia ini, dan bersama serabut-serabutnya membentuk pleksus-pleksus simpatis.


  1. Pleksus kardiak terletak dekat dasar jantung serta mengarahkan cabang-cabangnya ke situ dan ke paru paru
  2. Pleksus seliaka terletak di sebelah belakang lambung, dan melayani organ-organ dalam rongga abdomen
  3. Pleksus mesenterikus (pleksus hipogatilus) terletak di depan sakrum dan melayai organ organ dalam pelvis.

Adapun fungsi dari sistem simpatis :

  • Mensarafi otot jantung
  • Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
  • Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
  • Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
  • Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
  • Mempertahankan tonus semua otot sadar

Sistem parasimpatis. Saraf kranial otonom adalah saraf kranial ketiga, ketujuh, kesembilan, kesepuluh. Saraf saraf ini merupakan penghubung, tempat serabut-serabut parasimpatis lewat dalam perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan olehnya. Serabut-serabut yang mencapai serabut-serabut otot sirkular pada iris merangsang gerakan-gerakan yang menentukan ukuran pupil mata menggunakan saraf kranial ketiga, yaitu saraf okulo-motorik.


Serabut-serabut otot motorik sekretorik mencapai kelenjar ludah melalui saraf ketujuh, fasial, serta saraf kesembilan, glosofaringeus.

Saraf vagus atau saraf kranial kesepuluh adalah serabut saraf otonom terbesar. Daerah layanannya luas, serta serabut-serabutnya disebarkan ke sejumlah besar kelenjar dan organ. Penyebaran ini sejalan dengan penyebaran serabut simpatis.


Saraf parasimpatis sakral keluar dari sumsum tulang belakang melalui daerah sakral. Saraf-saraf ini membentuk urat-urat saraf pada alat-alat dalam pelvis, dan bersama saraf simpatis membentuk pleksus yang melayani kolon, rektum, dan kandung kencing.


Baca Juga : “Deskripsikan Arti Biologi” Definisi Serta ( Subdisiplin Ilmu )


Adapun fungsi dari sistem parasimpatis :

  • Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis dan kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung
  • Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
  • Menpersarafi kelenjar ludah
  • Mempersarafi parotis
  • Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal, pancreas, lien, hepar dan kelenjar suprarenalis
  • Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat kelamin
  • Miksi dan defekasi

Sistem pengendalian ganda (simpatis dan parasimpatis) hanya sebagian kecil organ dari kelenjar yang memiliki satu sumber pelayanan, yaitu simpatis dan parasimpatis. Sebagian besar organ dan kelenjar pelayanan ganda, yaitu menerima beberapa serabut dari sistem simpatis di samping beberapa serabut dari saraf otonom sakral atau kranial. Keaktifan organ dirangsang sekelompok urat saraf, sementara dilain pihak dilambatkan atau di berhentikan sekelompok urat saraf lain, dengan kata lain masing masing kelompok bekerja berlawanan. Dengan demikian, penyesuaian tepat antara aktivitas dan istirahat tetap di pertahankan, sementara ritme kegiatan halus organ-organ dalam, kelenjar, pembuluh darah, serta otot tak sadar juga dipertahankan.


Dengan demikian, jantung menerima serabut akselerator dari saraf simpatis, dan serabut inhibitor (penghambat) dari vagus.

Pembuluh darah mempunyai vaso-konstritor dan vaso-dilator.

Saluran pencernaan memiliki urat saraf akselerator dan inhibitor, yang mempercepat dan memperlambat gerakan peristaltik berturut turut.


Apabila sebuah organ memiliki otot sfingter, serabut saraf yang menyebabkan organnya berkontraksi akan menghambat sfinkter, dan sebaliknya. Hal-hal seperti itu terjadi pada lambung dalam sfingter pilorik, usus dalam spingfer ileokolik, dan kandung kencing dalam spingfer uretra interna. Sebagai contoh, pada kegiatan mikturisi, sfingter uretra di kendurkan, sementara otot pada dinding kandung kencing berkontraksi, sehingga memungkinkan kandung kencing di kosongkan.


Sistem saraf tak sadar menyebabkan gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks. Gerak refleks merupakan suatu reaksi yang bersifat otomatis atau tanpa disadari. Impuls saraf pada gerak refleks melalui alur impuls pendek. Alur impuls dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum tulang belakang, tanpa diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh saraf motorik menuju ke efektor. Alur impuls pada gerak refleks disebut lengkung refleks.


Ada dua macam gerak refleks yaitu :

  • Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di otak, misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
  • Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang runcing.

Baca Juga : Fungsi Sitoplasma – Pengertian, Struktur, Membran, Bentuk Dan Gambarnya


  1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutubnegatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat.


Perubahan potensial ini (depolarisasi)terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknyaselubung mielin.


Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.


Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.

Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.


  1. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebutvesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitterberupa asetilkolin.


Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.


Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin dan batuk.


Stimulus pada organ reseptor, sel saraf sensorik, sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang belakang, sel saraf motorik, respon pada organ efektor.


Baca Juga : Mamalia Adalah


Penyakit Gangguan Sistem Saraf Otonom

  1. Stroke, merupakan penyakit yang timbul karena pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi rusak. Penyebab penyumbatan ini ialah adanya penyempitan pembuluh darah (arteriosklerosis). Selain itu, bisa juga karena penyumbatan oleh suatu emboli. Ciri yang tampak dari penderita stroke misalnya wajah yang tak simetris.
  2. Neuritis, merupakan gangguan sistem saraf yang disebabkan tekanan, pukulan, patah tulang, dan keracunan/kekurangan vitamin B. Adanya penyakit ini menjadikan penderita sering kesemutan.
  3. Amnesia, merupakan gangguan yang terjadi pada otak karena disebabkan goncangan batin atau cidera. Ciri gangguan ini yakni hilangnya kemampuan seseorang mengenali dan mengingat kejadian masa lampau dalam kurun waktu tertentu.
  4. Transeksi, merupakan gangguan pada sistem saraf terutama medula spinalis karena jatuh atau tertembak. Akibat yang timbul yakni penderita akan kehilangan segala rasa (mati rasa).
  5. Parkinson, merupakan penyakit yang terjadi karena kekurangan neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion. Secara fisik, penderita ini memiliki ciri tangan gemetaran saat istirahat, gerak susah, mata sulit berkedip, dan otot kaku sehingga salah satu cirinya adalah langkah kaki menjadi kaku.
  6. Epilepsi, merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya luka, infeksi, tumor, atau lainnya terutama pada jaringan-jaringan otak, sehingga terjadi letusan-letusan listrik (impuls) pada neuronneuron di otak.
  7. Poliomielitis, ialah penyakit yang menyerang neuron-neuron motorik sistem saraf pusat terutama otak dan medula spinalis oleh infeksivirus

Demikianlah pembahasan mengenai Sistem Saraf Otonom – Pengertian, Makalah, Peran Dan Cara Kerja semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button