Pendidikan

Puisi adalah – 42 Pengertian Menurut Para Ahli, Jenis, & Contoh

Puisi adalah – 42 Pengertian Menurut Para Ahli, Jenis, & Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Apresiasi yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, jenis dan contoh, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Puisi adalah

Table of Contents

Pengertian Puisi

Puisi adalah sebuah bentuk karya sastra yang mengungkapkan suatu pikiran serta perasaan dari penyair dan secara imajinatif serta disusun dengan mengonsentrasikan sebuah kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian suatu struktur fisik serta struktur batinnya.


Pengertian lain dari puisi adalah seni tertulis yang menggunakan bahasa sebagai kyualitas estetiknya “keindahan”, puisi dibagi menjadi dua yaitu puisi lama dan puisi baru.


Ada beberapa pengerian puisi menurut para ahli yang diantaranya yaitu:


  1. Samuel Taylor Coleridge

    Mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.


  2. Carlyle

    Mengatakanbahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.


  3. Wordsworth

    Mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.


  4. Dunton

    Berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).


  5. Shelley

    Mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.


  6. William Wordsworth

    Menjelaskan bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian.


  7. Putu Arya Tirtawirya

    Menjabarkan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implicit dan samar, dengan makna yang tersirat, dimana kata-katanya condong pada makna konotatif.


  8. Puisi dalam Pradopo

    Puisi adalah aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif.


  9. Samad Said

    mengemukakan puisi pada hakikatnya adalah satu pernyataan perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang sesuatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya. Perasaan yang tajam inilah yang menggetar rasa hatinya, yang menimbulkan semacam gerak dalam daya rasanya. Lalu ketajaman tanggapan ini berpadu dengan sikap hidupnya mengalir melalui bahasa, menjadilah ia sebuah puisi, satu pengucapan seorang penyair.


  10. Shahnon Ahmad

    menjabarkan bahwa terdapat garis-garis besar tentang puisi. Unsure-unsur itu berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur.


  11. Edgar Allan Poe

    bahwa puisi adalah ciptaan tentang sesuatu keindahan dalam bentuk berirama. Citarasa adalah unsur yang diutaman. Hubungan dengan budaya intelek atau dengan suara hati hanya merupakan hubungan yang selari. Jika bukan secara kebetulan, ia tidak ada kena mengena langsung sama ada dengan tugasnya atau dengan kebenaran.


  12. H.B. Jassin

    menjelaskan bhwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan yang didalamnya mengandung fikiran-fikiran dan tanggapan-tanggapan.


  13. Ralph Waldo Emerson

    menjabarkan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.


  14. Waluyo

    mengemukakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).


  15. Edwin Arlington Robinson

    berpendapat puisi adalah bahasa yang menyampaikan sesuatu yang sukar hendak dinyatakan, tidak kira sama ada puisi itu benar atau sebaliknya.


  16. Muhammad Hj. Salleh

    puisi merupakan bentuk sastra yang kental dengan music bahasa serta kebijaksanaan penyair dan tradisinya. Dalam segala kekentalan itu, maka pusis setelah dibaca akan menjadikan kita lebih bijaksana.


  17. Usman Awang

    mengungkapkan bhawa puisi bukanlah nyanyian orang putus asa yang mencari ketenangan dan kepuasan dalam puisi yang ditulisnya.


  18. puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.


  19. Watt-Dunton

    mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.


  20. Ralph Waldo Emerson

    mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.


  21. Herman J. Waluyo

    mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.


  22. Djoko Pradopo

    Puisi merupakan hasil aktivitas pemadatan, yaitu proses penciptaan dengan cara menangkap kesan-kesan lalu memadatkannya (kondensasi).


  23. Pradopo

    Puisi merupakan aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif.


  24. John Keats

    Puisi adalah suatu usaha untuk membaca indah dari membayangkan narasi proses pemikiran atau logis. Dia tidak menyiratkan puisi yang tidak masuk akal atau tidak memiliki narasi.


  25. William Wordsworth

    Puisi adalah overflow spontan perasaan  kuat, yang diperlukan berasal dari emosi teringat dalam ketenangan, emosi yang dimaksud sampai oleh suatu jenis reaksi, ketenangan secara bertahap menghilang, dan emosi, kerabat itu yang merupakan subjek kontemplasi, diproduksi secara bertahap, dan tidak itu sendiri sebenarnya ada dalam pikiran.


  26. Paul Valery

    Puisi adalahseni didasarkan pada bahasa, namun puisi memiliki makna yang lebih umum yang sulit untuk menentukan karena kurang menentukan; puisi juga mengungkapkan keadaan pikiran tertentu.


  27. Aristoteles

    Pusi adalah fragmen yang ada penyair yang menggambarkan tiga genre puisi adalah epik, komik, yang tragis dan mengembangkan aturan untuk membedakan puisi kualitas tertinggi setiap genre, berdasarkan tujuan yang mendasari genre.


  28. Carol Sebuah Duffy

    Puisi adalah sebuah pakian perasaan: karya sastra darimana kata-kata tampaknya di buat khusus dari memori atau keinginan.


  29. Lawrence Ferlinghetti dan Fransiscokronik

    Puisi adalah sofa penuh dengan penyanyi puta yang telah menyisihkan mereka peduli.


  30. George

    Puisi suara musim panas ditengah hujan oragn tertawa di balik jendela menutupi jalan sempit.


  31. Robert Pinsky

    Puisi adalah seniman kuno atau teknologi; lebih tua dari computer, lebih tua dari cetak, lebih tua dari menulis, meskipun beberapa mungkin menemukan ini mengejutkan jauh lebih tua dari prosa.


  32. Vicil C. Coulter

    menganggap bahwa puisi adalah teknologi, dengan menggunakan tubuh manusia sebagai media perantara, berevolusi untuk keperluan spesifik; untuk menahan hal dalam memori, baik dalam maupun di luar rentang kehidupan individu, untuk mencapai intensitas dan daya tarik sensual.


  33. Jason Stone

    Puisi adalah untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide dengan cepat dan mengesankan, untuk berbagi perasaan dan ide dengan sahabat, dan juga dengan mati dan dengan orang-orang untuk dating setelah kami.


  34. Anne Rouse

    Pusi adalah tentang intensitas di pusat kehidupan, dan tentang kerumitan berekspresi tanpa apresiasi dari mereka, orang yang dikutuk untuk emosi sederhana dan ekspresi mentah.


  35. Matius Hollis

    Puisi adalah bulletin masyarakat, musim semi semacam meninggalkan catatan bagi orang lain untuk menemukan keinginan untuk memiliki mereka jatuh ketangan yang salah.


  36. Frieda Hughes

    Puisi adalah cara berkomunkasi array yang luas dari pikiran dan perasaan dengan berkonsentrasi mereka menjadi minimak, atau bahkan titik tunggal yang menggambarkan keseluruhan.


  37. Hugh Maxton

    Puisi adalah api, baik blanked-down yang mungkin hangat selamat didingin malam bahkan tampil.


  38. William Shakespeare

    Puisi adalah puisi lirik karena membingungkan berbagai bentuk, seperti perbuatan rumit dengan emosi sendiri dan pandangan penulis.


  39. Dylan Thomas

    Puisi adalah apa yang membuat seseorang tertawa atau menangis atau menguap, apa yang membuat seseorang binary kuku kaki, apa yang membuat seseorang ingin melakukan ini atau itu atau tidak.


  40. Dave Smith

    Puisi adalah dialek dari bahasa kita berbicara, memiliki kepadatan metafora, dikodekan dengan makna resonan, terlibat kami kami dengan kesadaran diperbesar.


  41. Harold Bloom

    Puisi pada dasarnya adalah bahasa kiasan, terkonsentrasi sehingga bentuk kedua ekspresif dan menggugah.


  42. Herman de Coninck

    Puisi adalah seperti sidik jari atau dijendela, di belakang yang seorang anak yang tidak bias tidur atau berdiri menunggu untuk turun.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : “Rima Dalam Puisi” Pengertian & ( Jenis – Contoh )


Karakteristik Puisi

Pada prinsipnya unsur dan cirri dalam puisi tidaklah jauh berbeda, namun secara umum puisi memiliki ciri-ciri sederhana sebagai berikut:


  • Pola Bunyi (Rima)

    Pola bunyi atau rima merupakan penataan bunyi dari kata-kata yang menyusun puisi tersebut. Penataan bunyi tersebut bisa dilihat dari setiap baris juga dapat diamati dari beberapa baris dalam satu bait. Penataan bunyi puisi dapat dilakukan secara sengaja ileh penyair dan dapat juga tertata secara kebetulan.


  • Irama (Ritme)

    Irama dapat diartikan sebagai pergantian, keras lembut, lambat cepat, panjang pendek atau tinggi rendahnya pengucapan kata dalam puisi. Irama digunakan untuk memperindah puisi sehingga nilai puisi tersebut baik. Irama dapat mempengaruhi ketertarikan pembaca atau pendengar terhadap puisi.


  • Diksi (Pemilihan Kata)

    Puisi memiliki pemilihan kata yang khas, kata-kata dalam puisi tidaklah sama dengan yang digunakan sehari-hari. Penyair biasanya memilih susunan kata yang indah, enak didengar dan juga memiliki makna yang mendalam sehingga pembaca atau pendengar dapat menikmati puisi tersebut.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Syair – Pengertian, Contoh, Ciri, Struktur, Isi Dan Jenisnya


Unsur-Unsur Puisi

Suatu puisi dibangun berdasarkan 2 unsur yaitu:


1. Struktur Batin Puisi

Secara umum unsur intrinsic puisi ini terbagi menjadi 7 yaitu :

  • Unsur Tema

    Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar suatu puisi. Setiap puisi memiliki banyak hal yang dibahas, namun pasti mempunyai satu topik utama dari pembahasan tersebut. Topic utama itulah yang disebut dengan sebuah tema.


  • Unsur Suasana ( Latar )

    Suasana merupakan unsur dalam pemikiran dan perasaan penyair yang mampu membuat suatu suasana terhadap pembaca atau pendengar setelah membaca atau mendengar suatu puisi. Suasana merupakan akibat yang ditimbulkan kepada pembaca atau pendengar. Suasana yang ditimbulkan seperti gembira, sedih, terharu dan lain-lain. Semakin tersampaikannya suasana tersebut kepada pembaca atau pendengar maka semakin bagus pula puisi tersebut.


  • Unsur Imaji

    Imaji merupakan suatu gambaran yang ditimbulkan ketika membaca puisi tersebut. Gambaran yang dimaksud dapat menyentuh pembaca atau pendengar yang melalui indra manusia, pendengar, penglihatan, perabaan dan lain-lain. Tujuan adanya Imaji yaitu supaya pembaca atau yang mendengarkan dapat mampu untuk memahami dan benar-benar mengerti makna dari puisi tersebut. Imaji biasanya dikategorikan kepada beberapa citraan, yaitu : citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, gerak, perasaan dan intelektual.


  • Unsur Simbol ( Lambang )

    Simbol atau lambing merupakan unsur puisi yang menyatakan bahwa kata-kata dalam puisi dapat saja merupakan suatu lambing untuk maksud dan tujuan yang lain. Misalnya “ Hati Yang Terbuat Dari Baja ” dari kata “ Baja ” dalam baris puisi tersebut dapat melambangkan atau menjadi symbol kekuatan yang sulit untuk dipecahkan.


  • Unsur Musikalitas Puisi ( Nada/Bunyi )

    Dalam sebuah puisi disusun diatas kata-kata tertentu yang penuh makna dan juga indah untuk dapat didengar. Kata-kata tersebut berfungsi terhadap keseluruhan makna yang terdapat dalam puisinya. Musikalitas puisi yang dimaksud ialah penyusunan kata-kata yang bermakna, indah dan juga menarik di dengar bunyinya sehingga menarik bagi pembaca atau pendengar puisi tersebut.


  • Unsur Gaya Bahasa

    Dasar dari suatu susunan puisi ialah bahasanya. Setiap penyair memiliki gaya bahasa yang berbeda-beda, gaya bahasa ini menjadi pilihan penyair sesuai dengan pikiran dan perasaan saat membuat puisi tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan pemilihan kata pada puisi, diantaranya ialah bedanya zaman, pengalama hidup penyair, perbedaan tempat budaya dan lain-lain.


  • Unsur Amanat

    Setiap makna mempunyai makna tertentu, oleh karena itu puisi yang baik memiliki amanat yang hendak disampaikan. Amanat merupakan pesan dari penyair kepada pembaca atau pendengar setelah memahami tema, makna, bunyi dan makna dalam puisi tersebut. Amanat dalam suatu puisi biasanya disampaikan secara tersirat, jadi kita harus sangat memahamu puisi tersebut dengan benar agar mendapatkan amanat penyair tersebut.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Bahasa Sansekerta : Pengertian, Sejarah, Ciri Dan Contohnya


2. Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut:

  1. Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
  2. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
  3. Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
  4. Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
  5. Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
  6. Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Contoh Paragraf Induktif – Contoh, Pengertian, Ciri, Jenis Dan Kerangkanya


Jenis-Jenis Puisi

a. Berdasarkan Zaman

Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru, antaranya lain:


1. PUISI LAMA

Ciri-ciri puisi lama:

  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Yang termasuk puisi lama adalah:

  1. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
  2. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
  3. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
  4. Seloka adalah pantun berkait.
  5. Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
  6. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
  7. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.

2. PUISI BARU

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas:

  • Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
  • Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
  • Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
  • Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
  • Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
  • Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
  • Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.

b. Berdasarkan Sudut Pandang Penulis

Ada bermacam-macam jenis puisi yang ditulis para penyair Indonesia. Karya sastra tidak bersifat otonom. Dalam memahami makna karya sastra, kita mengacu pada beberapa hal yang erat hubungannya dengan puisi tersebut. Dalam pemahaman puisi, hal yang dipandang erat hubungannya adalah jenis puisi itu sendiri dan sudut pandang penyair.


Sebenarnya ada banyak sekali macam-macam puisi, dan bagaimana penyair dalam menyampaikan inspirasinya, serta bagaimana menafsirkan makna puisi dengan mudah. Sehingga mudah mengklasifikasikan, termasuk jenis puisi apakah yang kita ciptakan.


Ada juga parable atau alegori. Sedangkan istilah ode, himne, puisi kamar, dan puisi auditorium juga sering kita jumpai.


  1. Puisi Naratif, Lirik, dan Deskriptif

Klasifikasi puisi ini berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan, antara lain:


Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Ada puisi naratif yang sederhana, ada yang sugestif, dan ada yang kompleks. Puisi-puisi naratif, misalnya: epik, romansa, balada, dan syair.


Dalam puisi lirik penyair mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya. Ia tidak bercerita. Jenis puisi lirik misalnya: elegi, ode, dan serenada.


Elegi adalah Puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya “Elegi Jakarta” karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di kota Jakarta.


Serenada adalah Sajak percintaan yang bisa dinyanyikan. Kata serenada berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak menciptakan serenada dalam ‘Empat Kumpulan Sajak’. Misalnya Serenada hitam, Serenada Biru, serenade Merah Jambu, serenade ungu, Serenada Kelabu, dan sebagainya. Warna-warna dibelakang serenada itu melambangkan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, kecewa, dan seterusnya.


Ode adalah Puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, sesuatu keadaan. Yang banyak ditulis adalah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi. “Teratai” Sanusi Pane, “Diponegoro” Chairil Anwar, dan “Ode Buat Proklamator” Leon Agusta merupakan contoh ode yang bagus.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Contoh Kalimat Majemuk Campuran – Pengertian, Macam, Ciri Dan Jenisnya


Didepan telah dinyatakan bahwa dalam puisi deskriptif, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan / peristiwa, benda, atau suasana dipandang menarik perhatian penyair. Jenis puisi yang dapat diklasifikasikan dalam puisi deskriptif, misalnya puisi satire, kritik sosial, dan puisi-puisi impresionitik.


  1. Puisi Kamar dan Puisi Auditorium

Istilah puisi kamar dan puisi auditorium juga kita jumpai dalam buku kumpulan puisi ‘Hukla’ karya Leon Agusta. Puisi-puisi auditorium disebut juga puisi Hukla (puisi yang mementingkan suara atau serangakaian suara).
Puisi Kamar ialah Puisi yang cocok dibaca sendirian atau dengan satu atau dua pendengar saja di dalam kamar.


  1. Puisi Fisikal, Platonik, dan Metafisikal

Pembagian puisi oleh David Daiches ini berdasarkan sifat dari isi yang dikemukakan dalam puisi itu.


Puisi Fisikal adalah Puisi bersifat realistis, artinya menggambarkan kenyataan apa adanya. Yang dilukiskan adalah kenyataan dan bukan gagasan. Hal-hal yang didengar, dilihat, atau dirasakan merupakan obyek ciptaannya. Puisi-puisi naratif, balada, impresionistis, juga puisi dramatis biasanya merupakan puisi fisikal.


Puisi Platonik adalah Puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yang bersifat spiritual atau kejiwaan. Dapat dibandingkan dengan istilah ‘Cinta Platonis’ yang berarti cinta tanpa nafsu jasmaniah. Puisi-puisi ide atau cita-cita, religius, ungkapan cinta luhur seorang kekasih atau orang tua kepada anaknya dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi puisi platonik.


Puisi Metafisikal adalah Puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan merenungkan Tuhan. Puisi religius disatu pihak dapat dinyatakan puisi platonic (menggambarkan ide atau gagasan penyair), dilain pihak dapat disebut sebagai puisi metafisik (menagjak pembaca merenungkan hidup, kehidupan, dan Tuhan), karya-karya mistik Hamzah Fansuri seperti Syair Dagang, Syair Perahu, dan Syair Si Burung Pingai dapat dipandang sebagai puisi metafisikal. Kasidah-kasidah “Al-Barzanji” karya Ja’far Al-Barzanji dan tasawuf karya Jalaludin Rumi dapat diklasifikasikan sebagai puisi metafisikal.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Kalimat Efektif – Pengertian, Syarat, Ciri, Unsur, Contoh & Pernyataannya


  1. Puisi Subyektif dan Puisi Obyektif

Puisi Subyektif disebut juga Puisi Personal, yakni puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana dalam diri penyair sendiri. Puisi-puisi yang ditulis kaum ekspresionis dapat diklasifikasikan sebagai puisi subyektif, karena mengungkapkan keadaan jiwa penyair sendiri. Demikian pula puisi lirik dimana aku lirik bicara kepada pembaca.


Puisi Obyektif berarti Puisi yang mengungkapkan hal-hal diluar diri penyair itu sendiri. Puisi obyektif disebut juga puisi impersonal.


  1. Puisi Konkret

Puisi konkret sangat terkenal dalam dunia perpuisian Indonesia sejak tahun 1770-an. X.J.Kennedy memberikan nama jenis puisi tertentu dengan nama puisi konkret, yakni puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati keindahan bentuk dari sudut pandang (poem for the eye).


Kita mengenal adanya bentuk grafis dari puisi, kaligrafi, ideogramatik, atau puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri yang menunjukkan pengimajian lewat bentuk grafis. Dalam puisi konkret ini, tanda baca dan huruf-huruf sangat potensial membentuk gambar. Gambar wujud fisik yang ‘kasat mata’ lebih dipentingkan dari pada makna yang ingin disampaikan.


  1. Puisi Diafan, Gelap, dan Prismatis.

Puisi Diafan atau puisi polos adalah puisi yang kurang sekali menggunakan pengimajian, kata konkret dan bahasa figurative, sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari. Puisi yang demikian akan sangat muda dihayati maknanya. Puisi-puisi anak-anak atau puisi karya mereka yang baru belajar menulis puisi dapat diklasifikasikan puisi diafan. Mereka belum mampu mengharmoniskan bentuk fisik untuk mengungkapkan makna.


  1. Puisi Pernasian, dan Puisi Inspirati.

Pernasian adalah sekelompok penyair Prancis pada pertengahan akhir abad 19 yang menunjukkan sifat puisi-puisi yang mengandung nilai keilmuan. Puisi pernasian diciptakan dengan pertimbangan ilmu atau pengetahuan dan bukan didasari oleh inspirasi karena adanya mood dalam jiwa penyair.


Puisi-puisi yang ditulis oleh ilmuwan yang kebetulan mampu menulis puisi, kebanyakan adalah puisi pernasian. Puisi-puisi Rendra dalam “Potret Pembangunan” dalam puisi yang banyak berlatar belakang teori ekonomi dan sosiologi dapat diklasifikasikan sebagai puisi pernasian. Demikian juga puisi-puisi Dr. Ir. Jujun S. Suriasumantri yang sarat dengan pertimbangan keilmuan.


Puisi Inspiratif diciptakan berdasarkan mood atau passion. Penyair benar-benar masuk ke dalam suasana yang hendak dilukiskan. Suasana batin penyair benar-benar terlibat kedalam puisi itu. Dengan mood, puisi yang diciptakan akan memiliki tenaga gaib, sekali baca habis. Pembaca memerlukan waktu cukup untuk menafsirkan puisi prosaic seperti karya penyair-penyair tahun 1970-an.


  1. Stansa

Jenis puisi yang bernama stanza kita jumpai dalam Empat Kumpulan Sajak karya Rendra. Stanza artinya puisi yang tediri atas 8 baris. Stanza berbeda dengan oktaf karena oktaf dapat terdiri atas 16 atau 24 baris. Aturan pembarisan dalam oktaf adalah 8 baris untuk tiap bait, sedangkan dalam setanza seluruh puisi itu hanya terdiri atas 8 baris.


  1. Puisi Demonstrasi dan Pamflet

Puisi demonstrasi menyaran pada puisi-puisi Taufiq Ismail dan mereka yang oleh Jassin disebut angkatan 66. puisi ini melukiskan dan merupakan hasil refleksi demonstrasi para maha siswa dan pelajar sekitar tahun 1966. Menurut subagio Sastrowardoyo, puisi-puisi demonstrasi 1966 bersifat ke-kita-an, artinya melukiskan perasaan kelompok, bukan perasaan individu. Puisi-puisi mereka adalah endapan dari pengalaman fisik, mental, dan emosional selama penyair terlibat dalam demonstrasi 1966. gaya paradoks dan ironi banyak kita jumpai.


  1. Alegori

Puisi sering-sering mengungkapakan cerita yang isinya dimaksudkan untuk memberikan nasihat tentang budi pekerti dan agama. Jenis alegori yang terkenal adalah parable yang juga disebut dongeng perumpamaan. Dalam kitab suci banyak kita jumpai dongeng-dongeng perumpamaan yang maknanya dapat kita cari dibalik yang tersurat. Puisi “Teratai” karya Sanusi Pane boleh dikatakn sebagai puisi alegori, karena kisah bunga teratai itu digunakan untuk mengisahkan tokoh pendidikan.


Teknik Pembuatan Puisi

Sampai saat ini, barangkali berjuta puisi telah dituliskan, baik yang dipublikasikan di buku, di koran, di internet, maupun yang masih tetap mengendap di tangan penulis atau bahkan sudah hilang, entah ke mana rimbanya.


Berbagai ragam tema bahasan juga pernah diungkapkan lewat puisi, mulai dari kehidupan sehari-hari, budaya, sains, politik dan tentu saja tentang cinta yang banyak sekali ditemukan, khususnya puisi yang dituliskan oleh kaum remaja.


Tentu, puisi-puisi ini dilahirkan dari berbagai macam proses kelahiran. Sebenarnya, jika dicermati, menurut pengalaman, puisi itu merupakan ungkapan kata bermakna yang dihasilkan dari berbagai macam proses kelahiran masing-masing.


Teknik Pembacaan Puisi

Bagaimana kita membaca puisi dengan baik dan sampai sasaran/tujuan makna dari puisi yang kita baca sesuai maksud Sang Penyair? Ada beberapa tahapan yang harus di perhatikan oleh sang pembaca puisi, antara lain:


Interpretasi (penafsiran/pemahaman makna puisi)

Dalam proses ini diperlukan ketajaman visi dan emosi dalam menafsirkan dan membedah isi puisi. Memahami isi puisi adalah upaya awal yang harus dilakukan oleh pembaca puisi, untuk mengungkap makna yang tersimpan dan tersirat dari untaian kata yang tersurat.

  1. Vocal Artikulasi Pengucapan kata yang utuh dan jelas, bahkan di setiap hurufnya.
  2. Diksi Pengucapan kata demi kata dengan tekanan yang bervariasi dan rasa.
  3. Tempo Cepat lambatnya pengucapan (suara). Kita harus pandai mengatur dan menyesuaikan dengan kekuatan nafas. Di mana harus ada jeda, di mana kita harus menyambung atau mencuri nafas.
  4. Dinamika Lemah kerasnya suara (setidaknya harus sampai pada penonton, terutama pada saat lomba membaca puisi). Kita ciptakan suatu dinamika yang prima dengan mengatur rima dan irama, naik turunnya volume dan keras lembutnya diksi, dan yang penting menjaga harmoni di saat naik turunnya nada suara.
  5. Modulasi Mengubah (perubahan) suara dalam membaca puisi.
  6. Intonasi Tekanan dan laju kalimat.
  7. Jeda Pemenggalan sebuah kalimat dalam puisi.
  8. Biasanya, dalam membaca puisi yang digunakan adalah pernafasan perut.
  9. Penampilan Salah satu factor keberhasilan seseorang membaca puisi adalah kepribadian atau performance diatas pentas. Usahakan terkesan tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa dan meyakinkan (tidak demam panggung).
  10. Gerak Gerakan seseorang membaca puisi harus dapat mendukung isi dari puisi yang dibaca. Gerak tubuh atau tangan jangan sampai klise.
  11. Komunikasi Pada saat kita membaca puisi harus bias memberikan sentuhan, bahkan menggetarkan perasaan dan jiwa penonton.
  12. Ekspresi Tampakkan hasil pemahaman, penghayatan dan segala aspek di atas dengan ekspresi yang pas dan wajar.
  13. Konsentrasi Pemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan kita baca.

Contoh Puisi

Berikut ini terdapat beberapa contoh puisi, diantaranya adalah:


1. Contoh Puisi Lama

Antara lain:

Assalammu’alaikum putri satulung besar

Yang beralun berilir simayang

Mari kecil, kemari

Aku menyanggul rambutmu

Aku membawa sadap gading

Akan membasuh mukamu


Kalau ada jarum patah

Jangan dimasukkan ke dalam peti

Kalau ada kataku yang salah

Jangan dimasukan ke dalam hati


Dahulu parang, sekarang besi (a)

Dahulu sayang sekarang benci (a)


Lurus jalan ke Payakumbuh,

Kayu jati bertimbal jalan

Di mana hati tak kan rusuh,

Ibu mati bapak berjalan


Kurang pikir kurang siasat (a)

Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )

Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )

Istri pun kelak menjadi kurus ( c )


Pada zaman dahulu kala (a)

Tersebutlah sebuah cerita (a)

Sebuah negeri yang aman sentosa (a)

Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)


Kalau anak pergi ke pekan

Yu beli belanak pun beli sampiran

Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan

Ibu cari sanak pun cari isi

Induk semang cari dahulu


2. Contoh Puisi Baru

Antara lain:

Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “ Balada Matinya Aeorang Pemberontak”.


Bahkan batu-batu yang keras dan bisu

Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri

Menggeliat derita pada lekuk dan liku

bawah sayatan khianat dan dusta.

Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu

menitikkan darah dari tangan dan kaki

dari mahkota duri dan membulan paku

Yang dikarati oleh dosa manusia.

Tanpa luka-luka yang lebar terbuka

dunia kehilangan sumber kasih

Besarlah mereka yang dalam nestapa

mengenal-Mu tersalib di datam hati.


Generasi Sekarang

Di atas puncak gunung fantasi

Berdiri aku, dan dari sana

Mandang ke bawah, ke tempat berjuang

Generasi sekarang di panjang masa


Menciptakan kemegahan baru

Pantoen keindahan Indonesia

Yang jadi kenang-kenangan

Pada zaman dalam dunia

(Asmara Hadi)


Hari ini tak ada tempat berdiri

Sikap lamban berarti mati

Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan

Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.


Senja di Pelabuhan Kecil


Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita

tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut


Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

menyisir semenanjung, masih pengap harap

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap


Aku bertanya

tetapi pertanyaan-pertanyaanku

membentur jidad penyair-penyair salon,

yang bersajak tentang anggur dan rembulan,

sementara ketidakadilan terjadi

di sampingnya,

dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,

termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.


Demikianlah pembahasan mengenai Puisi adalah – 42 Pengertian Menurut Para Ahli, Jenis, & Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button