Pengertian, Ciri, Fungsi, Jenis & Contoh
Historiografi – Pengertian, Ciri, Fungsi, Jenis & Contoh – Untuk pembahasan kali ini kita akan mengulas tentang penulisan sejarah yang dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, ciri-ciri, fungsi, jenis dan contohnya, agar anda lebih paham dan paham, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Definisi Historiografi
Historiografi adalah studi tentang metode sejarawan dalam pengembangan sejarah sebagai disiplin akademis, dan secara luas setiap karya sejarah tentang topik tertentu. Historiografi pada topik tertentu mencakup bagaimana sejarawan mempelajari topik tersebut menggunakan sumber, teknik, dan pendekatan teoretis tertentu.
Berikut beberapa definisi historiografi menurut para ahli, yang terdiri dari:
“Historiografi berarti melukisn sejarah, ikhtisar sejarah tentangperistiwa yang terjadisaya padamasa lampau yang disebut sejarah” (Ismaun, 2005).
Baca Juga Artikel Terkait : OPEC adalah
“Historiografi adalahAh: “Sebuah sintesa yang dihasilkan oleh seorang sejarawan dari seluruh hasil penelitian atau temuannya dalam sebuah tulisan yang utuh.” (Sjamsuddin, 2007).
Historiografi adalah“Historiografi adalah puncak dari kegiatan penelitian sejarah setelah memilih subjek yang diminati dalam penelitian sejarah, kemudian mencari sumber dan menafsirkan informasi yang terkandung di dalamnya” (Sugiyanto, 2009).
Historiografi adalah “Historiografi adalah cerita masa lalu yang direkonstruksi oleh sejarawan berdasarkan fakta yang ada.” (Hariyono, 1995).
Historiografi adalah “Menulis sejarah (historiografi) merupakan sarana mengkomunikasikan hasil penelitian yang diungkapkan, diuji (diverifikasi) dan diinterpretasikan” (Daliman, 2012).
Baca Juga Artikel Terkait : Pengertian Peradaban Menurut Para Ahli
Historiografi adalah “Berbagai pernyataan tentang masa lalu yang telah disintesiskan kemudian dituangkan dalam cerita sejarah” (Hamid, 2011).
Historiografi adalah ” Historiografi atau penulisan sejarah dalam ilmu sejarah merupakan puncak dari kegiatan penelitian oleh para sejarawan. Dalam metodologi sejarah, historiografi adalah bagian terakhir. Langkah terakhir, tetapi langkah ini adalah langkah yang paling sulit.” (Poesporodjo, 1987).
Historiografi adalah “Terdapat dua pengertian mengenai historiografi, yaitu yang pertama merupakan langkah terakhir dalam metode sejarah atau penulisan sejarah dan yang kedua adalah penelaahan terhadap hasil tulisan sejarah” (Mulyana A., 2009).
Fitur Historiografi
Berikut beberapa ciri historiografis, yang terdiri dari:
sebuah. Historiografi Tradisional
Ciri-ciri historiografi tradisional sebagai berikut:
- Region centric, artinya segala sesuatu berpusat pada raja atau keluarga kerajaan (keluarga keraton).
- Berwatak feodalistik-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanya kehidupan kaum bangsawan feodal, tidak berciri kerakyatan dan tidak memuat sejarah kehidupan rakyat, tidak membahas aspek sosial dan ekonomi kehidupan rakyat.
- Wilayah magis, artinya berhubungan dengan kepercayaan dan hal-hal yang bersifat gaib.
- Itu tidak benar-benar membedakan antara hal-hal imajiner dan hal-hal nyata.
- Bersifat regiosentris/etnosentris (regional), historiografi tradisional banyak dipengaruhi oleh daerah, misalnya cerita gaib atau cerita dewa-dewa di daerah tersebut.
- Raja atau pemimpin dianggap memiliki kesaktian dan kharisma.
- Sebagai ekspedisi budaya, dimaksudkan sebagai sarana legitimasi identitas dan asal-usulnya yang dapat menjelaskan keberadaannya dan memperkuat nilai-nilai budaya yang dianutnya.
- Tradisi lisan historiografi jenis ini disampaikan secara lisan, sehingga keutuhan redaksionalnya tidak terjamin.
- Anakronistik Dalam menempatkan waktu sering terjadi kesalahan, pernyataan waktu dengan fakta sejarah termasuk penggunaan kosa kata, penggunaan kata, dll. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, sejarah ditulis, misalnya dalam Mahabharata dan Ramayana. Sedangkan pada masa kerajaan-kerajaan Islam, mereka menghasilkan karya sendiri, bahkan menerapkan sistem kronologis dalam menjelaskan peristiwa sejarah.
Baca Juga Artikel Terkait : Hasil Sidang BPUPKI – Anggota, Pembentukan, Sejarah dan Ringkasan
b. Historiografi Kolonial
Ciri-ciri historiografi kolonial adalah sebagai berikut:
- Sejarah Belanda di Hindia Timur (Indonesia)
- Diskriminatif
- Apakah Belanda-sentris atau Eropa-sentris
- Anggaplah Hindia Timur (Indonesia) tidak memiliki sejarah sebelum kedatangan bangsa Eropa/Belanda
c. Historiografi Nasional
Ciri-ciri historiografi nasional adalah sebagai berikut:
- Hasil penulisan berupa perbandingan dari berbagai sumber, baik sumber kolonial maupun sumber lokal.
- Penulis adalah akademisi/kritikus di bidang bahasa, sastra dan arkeologi.
- Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang hebat dan Negara, tetapi lebih pada kemanusiaan yaitu budaya.
- Sudut pandang yang digunakan dalam melihat peristiwa tidak lagi dari satu sisi melainkan memandang suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang. Hal ini dilakukan untuk menghindari subjektivitas dalam penulisan sejarah.
Fungsi Historiografi
Terdiri dari:
-
Fungsi Genetik
Fungsi genetik untuk mengungkapkan bagaimana asal usul suatu peristiwa. Fungsi ini dapat dilihat pada sejumlah tulisan sejarah seperti Babad Tanah Jawi, Sejarah Melayu, dan Prasasti Kutai.
-
Fungsi Didaktik
Fungsi didaktis merupakan fungsi edukatif, artinya karya sejarah mengandung banyak hikmah, pelajaran, dan contoh yang penting bagi pembacanya.
-
Fungsi Pragmatis
Fungsi berkaitan dengan upaya melegitimasi suatu kekuasaan agar tampak kuat dan berwibawa.
Tujuan Historiografi
Berikut beberapa tujuan historiografi, yang terdiri dari:
- Menghubungkan masa lalu dan masa kini serta arsitektur yang terbentuk di masa kini bukanlah sesuatu yang terpisah dari arsitektur masa lalu.
- Untuk memahami latar belakang terbentuknya artifak atau pengaruh yang membentuk artifak tersebut.
- Bermanfaat bagi peneliti dan pencipta karya ilmiah.
- Bermanfaat bagi para arsitek untuk menambah inspirasi dalam mendesain.
Baca Juga Artikel Terkait : Tujuan Budidaya
Jenis penulisan sejarah
Berikut beberapa tujuan historiografi, yang terdiri dari:
-
Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional adalah tulisan sejarah yang ditulis oleh para penyair dari suatu kerajaan, baik itu kerajaan yang bernafaskan Hindu/Buddha maupun kerajaan/kesultanan yang bernafaskan Islam pada masa lalu yang pernah ada di Nusantara. Seperti yang kita ketahui di Nusantara, bangsa Indonesia sejak awal memasuki masa sejarah, diiringi dengan berdirinya kerajaan-kerajaan, terutama yang dominan dipengaruhi oleh budaya Hindu dan Budha.
Tujuan Historiografi Tradisional adalah:
- Untuk menunjukkan kesinambungan kronologis
- Meningkatkan solidaritas dan integrasi di bawah kekuasaan pusat
- Untuk membuat simbol identitas baru. Menghormati dan meninggikan kedudukan raja, dan nama raja, serta wibawa raja.
Contoh Historiografi Tradisional
Terdiri dari:
- Babad Tanah Pasundan
- Babad Parahiangan
- Babad Tanah Jawa
- Pararaton
- Nagarakertagama
- Babad Galuh
- Kronik Sriwijaya
- Babad Cirebon (karya dari Kerajaan Islam Cirebon)
- Babad Banten (karya dari Kerajaan Islam Banten)
- Babad Dipenogoro (karya yang menceritakan kehidupan Pangeran Diponegoro
- Babad Demak (tulisan dari Kerajaan Islam Demak
- Kronik Aceh
-
Historiografi Kolonial
Historiografi kolonial sering disebut sebagai Europe Centris, yang bersumber dari karya-karya tulis Belanda.
Contoh Historiografi Kolonial
Terdiri dari:
- Geschiedenis van Indonesie (Sejarah Indonesia) oleh HJ de Graaf
- Geschiedenis van de Indischen Archipel (Sejarah Nusantara) oleh BHM Vlekke
- Schets eener economische Geschiedenis van Neterlands-Indie (Sejarah Ekonomi Hindia Belanda) oleh G. Gonggrijp
- Sejarah Jawa (1817) oleh Thomas S. Raffles (masa kolonial Inggris).
Baca Juga Artikel Terkait : Sejarah Terbentuknya PBB Menurut Para Ahli
-
Historiografi Nasional
Penulisan Historiografi Nasional Setelah Indonesia merdeka, bangsa Indonesia berusaha menulis sendiri sejarah nasionalnya.
Tujuan Historiografi Nasional adalah:
- Memberikan legitimasi terhadap eksistensi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.
- Untuk menunjukkan identitasnya sebagai bangsa yang setara dengan bangsa lain di dunia.
- Memberikan pendidikan nasionalisme kepada generasi muda sebagai warga negara dan sebagai penerus bangsa.
Contoh Historiografi Nasional
Terdiri dari:
- Sejarah Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Inperialisme(editor: Sartono Kartodirdjo).
- Sejarah Nasional IndonesiaJilid I sampai VI (editor: Sartono Kartodirdjo).
- Peran Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara, oleh R.Moh. Ali.
- Seputar Perang Kemerdekaan IndonesiaJilid I sampai XI, oleh AH Nasution.
-
Historiografi Modern
Historiografi modern adalah penulisan sejarah Indonesia yang bersifat kritis atau memenuhi kaidah ilmiah. Banyak tulisan yang disalahtafsirkan dengan mendefinisikan historiografi modern sebagai penulisan sejarah Indonesia setelah Indonesia merdeka. Padahal, sebelum Indonesia merdeka, kita memiliki karya sejarah yang tepat, yaitu historiografi modern. Contoh Cristiche Beschouwing van de Sadjarah Banten (Critical Review of the History of Benten) yang merupakan karya dari Dr.Hoesein Djajadiningrat (1886-1960).
Ada 3 ciri utama Historiografi Modern:
- Pertama,berjuang untuk presisi metodologi dalam upaya memperoleh fakta sejarah seakurat mungkin, melakukan rekonstruksi sebaik mungkin, dan menjelaskannya setepat mungkin sesuai kaidah ilmiah.
- Kedua,Historiografi modern mengkritisi historiografi nasional yang dianggap memiliki kecenderungan untuk “menghilangkan” peran unsur asing dalam proses pembentukan keindonesiaan (dekolonisasi sejarah).
- Ketiga, Historiografi modern juga melahirkan terobosan baru, yaitu munculnya peran rakyat biasa sebagai pelaku sejarah.
Baca Juga Artikel Terkait : Zaman Mesolitikum
Contoh Historiografi Modern
Terdiri dari:
- Historiografi Indonesia, 2001
- Indonesia Modern, Tradisi dan Transformasi, 1984
- Ratu Adil, 1984
- Gerakan Protes di Pedesaan Jawa, Oxford University, 1973
- Pemberontakan Tani Banten tahun 1888, 1966
Prinsip Historiografi
Terdiri dari:
- Peristiwa diceritakan secara kronologis, dari awal hingga akhir.
- Adanya penentuan fakta kausal (sebab akibat)
- Perlu ada periodisasi berdasarkan kriteria tertentu.
- Perlu ada pemilihan peristiwa sejarah.
- Membutuhkan episode tertentu.
- Jika deskriptif, perlu untuk mengurutkan peristiwa.
- bersifat deskriptif analitis.
Demikianlah pembahasan mengenai 41 Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli Dalam Kitabnya Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂