Pendidikan

Fungsi Resistor – Pengertian, Jenis, Simbol, Satuan & Cara Kerja

Fungsi Resistor – Pengertian, Jenis, Simbol, Satuan & Cara KerjanyaDosenPendidikan.Com – Pada dasarnya semua material memiliki sifat resistif namun beberapa material seperti tembaga, perak, emas dan material logam umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan ini menghantarkan listrik dengan baik, sehingga disebut konduktor. Kebalikan dari bahan konduktif yaitu bahan seperti karet, kaca, karbon memiliki ketahanan yang lebih besar untuk menahan aliran elektron sehingga disebut sebagai isolator.

Fungsi Resistor


Pengertian Resistor

Resistor merupakan komponen elektronika dasar yang selalu digunakan pada setiap rangkaian elektronika karena dapat berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi besarnya arus yang mengalir pada suatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat disalurkan sesuai kebutuhan. Sesuai namanya, resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari karbon. Resistansi unit resistor disebut Ohm atau diwakili oleh simbol Ω (Omega).

resistor


Di sirkuit elektronik, resistor dilambangkan dengan huruf “R”. Dilihat dari bahannya, ada beberapa jenis resistor yang beredar di pasaran, antara lain: Resistor Carbon, Wirewound, dan Metalfilm. Ada juga resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah, antara lain: Potensiometer, Rheostat dan Pemangkas (Trimpot).


Selain itu, ada juga resistor yang nilai resistansinya berubah ketika terkena cahaya yang disebut LDR (Light Dependent Resistor) dan resistor yang nilai resistansinya akan meningkat ketika terkena suhu panas yang disebut PTC (Positive Thermal Coefficient) dan resistor yang nilainya nilai resistansi akan menurun bila terkena suhu. panas yang namanya NTC (Negative Thermal Coefficient).


Untuk resistor jenis carbon dan metalfilm biasanya digunakan kode warna untuk menunjukkan nilai resistansi resistor tersebut. Resistor ini memiliki bentuk seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin berkode warna, kode ini untuk mengetahui besarnya hambatan tanpa harus mengukur besarnya dengan ohmmeter. Kode warna tersebut merupakan standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti terlihat pada tabel 1.1.

Asosiasi Industri Elektronik


Baca juga: Fungsi Kapasitor


Besarnya hambatan suatu resistor dibaca dari posisi ring depan ke arah ring toleransi. Biasanya posisi ring toleransi ini berada di bagian paling pojok dari badan resistor atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan posisi ring pertama agak ke dalam. Dengan demikian pengguna sudah mengetahui berapa toleransi resistor tersebut. Jika kita sudah bisa menentukan ring mana yang terlebih dahulu, langkah selanjutnya adalah membaca nilai resistansi.


Jumlah cincin melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan toleransi. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 cincin (tidak termasuk cincin toleransi). Tetapi sebuah resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 cincin (tidak termasuk cincin toleransi). Dering pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan nilai satuan, dan dering terakhir merupakan faktor pengali.


Misalnya resistor dengan cincin kuning, ungu, merah dan emas. Cincin berwarna emas adalah cincin toleransi. Dengan demikian urutan warna cincin resistor adalah, cincin pertama berwarna kuning, cincin kedua berwarna ungu dan cincin ketiga berwarna merah. Cincin emas keempat adalah cincin toleransi. Dari tabel 1.1 diketahui jika ring toleransi berwarna emas, berarti resistor ini memiliki toleransi sebesar 5%. Nilai resistansi dihitung berdasarkan urutan warna. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini.


Karena resistor ini adalah resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga cincin selain cincin toleransi), nilai satuannya ditentukan oleh cincin pertama dan cincin kedua. Masih dari tabel 1.1 diketahui bahwa cincin kuning bernilai = 4 dan cincin ungu bernilai = 7. Jadi cincin pertama dan kedua atau kuning dan ungu berurutan, nilai satuannya adalah 47.


Cincin ketiga merupakan faktor pengali, dan jika warna cincin tersebut berwarna merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Maka dengan ini diketahui nilai resistansi resistor adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4700 Ohm = 4,7K Ohm (biasanya ditulis dalam rangkaian elektronik 4K7 Ohm) dan toleransinya adalah +5%. Arti dari toleransi itu sendiri adalah batas nilai resistansi minimum dan maksimum yang dimiliki oleh resistor. Jadi nilai sebenarnya dari resistor 4,7k Ohm + 5% adalah:


Baca juga: Arsitektur komputer


Toleransi

= 5% x R
= 5% x 4700
= 235

Jadi,

Rmax = 4700 + 235 = 4935 Ohm
Rminimum = 4700 – 235 = 4465 Ohm


Jika resistor diatas diukur menggunakan ohmmeter dan nilainya berada pada rentang nilai maksimum dan minimum (4465 sampai 4935), maka resistor tersebut masih memenuhi standar. Nilai toleransi ini diberikan oleh produsen resistor untuk mengantisipasi karakteristik material yang tidak sama antara satu resistor dengan resistor lainnya sehingga perancang elektronika dapat memperkirakan faktor toleransi pada desainnya. Semakin kecil nilai toleransi maka semakin baik kualitas resistor tersebut. Sehingga di pasaran resistor yang memiliki nilai toleransi 1% (misalnya resistor metalfilm) harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan resistor yang memiliki toleransi 5% (resistor karbon).


Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resistor dalam suatu desain selain besaran resistansi adalah watt atau daya maksimum yang dapat ditahan oleh resistor tersebut. Karena resistor bekerja dengan arus listrik yang mengalir melewatinya, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar :

resistensi besar


Semakin besar ukuran fisik sebuah resistor, semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya tersedia di pasaran ukuran 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya maksimum 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk balok persegi panjang berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder dan biasanya untuk resistor ukuran besar nilai resistansinya tertera langsung pada badannya bukan pada bentuk cincin warna, misalnya 100Ω5W atau 1KΩ10W.

Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibedakan menjadi:


  • Resistor Tetap (Resistor Tetap)

Yaitu resistor yang nilainya tidak dapat diubah, sehingga selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya terbuat dari Nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi tegangan, mengatur atau membatasi arus dalam suatu rangkaian serta menaikkan dan menurunkan tegangan.


  • Resistor variabel

Yaitu resistor yang nilainya dapat diubah dengan cara menggeser atau memutar toggle pada alat, sehingga nilai resistor dapat kita atur sesuai dengan kebutuhan kita. Berfungsi sebagai pengatur volume (menyesuaikan besar arus), pengatur nada pada sound system, mengatur tinggi rendahnya nada (bass/treble) dan berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan.


Baca juga: Pengertian Teknologi Informasi


NTC (Negative Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilainya akan berkurang bila terkena suhu panas. Sedangkan PTC (Positive Temperature Coefficient), yaitu sebuah resistor yang nilainya akan meningkat ketika suhu menjadi dingin.


LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang resistansinya berubah karena pengaruh cahaya. Saat terkena cahaya gelap nilai resistansinya meningkat, sedangkan saat terkena cahaya terang nilainya menjadi lebih kecil.

Dalam praktiknya, perancang terkadang membutuhkan resistor dengan nilai tertentu. Namun nilai resistor tersebut tidak tersedia di toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya. Solusi untuk mendapatkan nilai resistor dengan resistansi yang unik dapat dilakukan dengan merakit beberapa resistor sehingga diperoleh nilai resistansi yang dibutuhkan.


Ada dua cara untuk merakit resistor, yaitu:

  1. Cara serial
  2. Cara paralel
  • Rangkaian resistor secara seri akan menghasilkan nilai resistansi total yang lebih besar.

Di bawah ini adalah contoh resistor yang dihubungkan secara seri.

Sirkuit resistor

Pada rangkaian resistor seri, berlaku rumus :

rangkaian resistor total


Baca juga: Pengertian Personalia Pengembangan Sistem Informasi


  • Sedangkan rangkaian resistor secara paralel akan menghasilkan nilai resistansi pengganti yang lebih kecil.

Di bawah ini adalah contoh resistor yang dihubungkan secara paralel

disusun secara paralel

Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus :

resistor paralel menerapkan rumus


  • Nilai standar resistor

Tidak semua nilai resistansi tersedia di pasaran. Tabel 1.2 merupakan contoh tabel nilai resistor standar yang ada di pasaran. Data mengenai resistor yang ada di pasaran dapat diperoleh dari Data Sheet yang dikeluarkan oleh produsen resistor tersebut.

Nilai standar resistor


Di bawah ini adalah beberapa rumus (Hukum Ohm) yang sering digunakan dalam perhitungan elektronik:

Hukum Ohm


Baca juga: Sistem Informasi Geografis


Di mana :

  • V = tegangan dalam Volt
  • I = arus dalam Ampere
  • R = resistansi dalam Ohm
  • P = daya dalam Watt

Konversi satuan :

1 Ohm = 1 Ω 1 K Ohm = 1 K Ω 1 M Ohm = 1 M Ω

1 K Ω = 1.000 Ω 1 M Ω = 1.000 K Ω 1 M Ω = 1.000.000 Ω

(M = Mega (106); K = Kilo (103)

Warna Resistor dengan 5 Cincin


Demikian penjelasan artikel di atas mengenai Fungsi Resistor – Pengertian, Jenis, Simbol, Satuan & Cara Kerjanya semoga bisa bermanfaat untuk semua pembaca setia DosenPendididkan.Com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button