Pendidikan

Fiksi adalah – Pengertian, Jenis, Sifat, Unsur dan Contoh

Fiksi adalah – Definisi, Jenis, Properti, Elemen dan Contoh – Untuk pembahasan kali ini kita akan mengulas tentang Fiksi yang dalam hal ini meliputi pengertian, jenis, ciri-ciri, unsur-unsur dan contohnya, agar anda lebih paham dan mengerti, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Fiksi adalah

Table of Contents

Definisi Fiksi

Fiksi adalah prosa naratif imajiner, imajiner, meskipun karya fiksi tetap masuk akal dan mengandung kebenaran yang dapat mendramatisir hubungan antar manusia. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah keyakinan yang sesuai dengan pandangan pengarang terhadap masalah hidup dan kehidupan.


Kebenaran dalam fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata, misalnya kebenaran dalam masalah hukum, moral, agama, logika, dan sebagainya. Sesuatu yang tidak mungkin bahkan bisa terjadi di dunia nyata dan nyata di dunia fiksi.


Misalnya, seorang wanita yang membunuh seorang pria yang memperkosanya, tetapi dia dinyatakan bebas dan tidak bersalah dalam hal menghilangkan kehidupan manusia dunia nyata menurut hukum dia tetap harus dihukum. Sebuah karya sastra pasti memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Baca Juga Artikel Terkait : 7 Pengertian Prosa Fiksi Menurut Para Ahli


Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur inilah yang menyebabkan karya sastra ada sebagai karya sastra, unsur-unsur yang notabene akan dijumpai ketika membaca karya sastra. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri, tetapi mempengaruhi bangunan atau organisme sistem karya sastra itu.


Berikut beberapa pengertian fiksi menurut para ahli, yang terdiri dari:


Fiksi adalah karya naratif yang isinya tidak menyiratkan kebenaran sejarah. (Abrahams, 1981:61). Karya fiksi mengacu pada katya yang menceritakan sesuatu yang fiktif, imajiner; sesuatu yang tidak ada dan benar-benar terjadi sehingga tidak perlu mencari kebenaran di dunia nyata.


Fiksi adalah prosa naratif yang bersifat imajinatif, tetapi biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisir hubungan manusia.


Fiksi adalah sesuatu yang dibentuk, sesuatu yang dibuat menurut apa yang diciptakan, sesuatu yang dibayangkan.


  1. Kamus Perguruan Tinggi Amerika, 1960: 448

Fiksi adalah salah satu cabang sastra yang menyusun karya naratif imajinatif, khususnya dalam bentuk prosa, seperti novel atau dongeng, yang ceritanya dikarang, dikarang, atau diimajinasikan.


  1. Kamus Bahasa Inggris Aktual Lanjutan, 1960:454)

Fiksi adalah karya sastra seperti cerita, novel, dan roman; atau seni dan karya tulis novel, cerita dan sebagainya; segala sesuatu yang diciptakan atau dibayangkan/bertentangan dengan kebenaran.


Fiksi adalah fiksi, imajiner, tidak berdasarkan kenyataan; pernyataan hanya berdasarkan imajinasi atau pemikiran.

Baca Juga Artikel Terkait : Definisi “Teks Fiksi” & (Jenis – Unsur – Struktur – Aturan)


Jenis Fiksi

Berikut ini adalah beberapa jenis fiksi, yang terdiri dari:


Terdiri dari:


  1. Sejarah fiksi

Artinya, fiksi adalah penulisan fakta sejarah. Dalam fiksi jenis ini, data seperti latar, beberapa tokoh, dan unsur fiksi lainnya memiliki kemiripan dengan fakta sejarah yang ada. Maka, terkadang fiksi jenis ini menjadi alternatif sumber sejarah, meski tidak bisa 100% dipercaya.


Contoh: Arok Dedes oleh Alm. Pramudya Ananta Toer, Burung Manyar karya YB Mangunwijaya.


  1. Fiksi Biografis

Artinya, fiksi menjadi dasar penulisan fakta biografis. Jenis fiksi ini dapat berupa biografi murni dan ada juga yang berupa otobiografi.


Contoh : Amien Rais, Bung Tomo, Buku Harian Seorang Demonstran, Dari Paringaglik ke Kampuchea karya NH Dini, dll.


  1. Fiksi ilmiah

Artinya, fiksi adalah dasar dari penulisan ilmiah.


Contoh: Supernova karya Dewi Lestari, Area X, The Mumy Legend.

Baca Juga Artikel Terkait : Teks Anekdot


Terdiri dari:

  1. Cerita pendek, novel, dan novel (formal)
  2. Alegori (berdasarkan sudut pandang tertentu)
  3. Fiksi Ilmiah (berdasarkan konten)
  4. Fiksi Eksistensialis (berdasarkan tema)
  5. Novel Romantis; Realis atau Eksistensialis
  6. Jenis pengalaman dalam fiksi
  7. Prosa Fiksi Relaistik (dari pengalaman yang berkaitan dengan sifat faktual perilaku manusia)
  8. Prosa Fiksi Romantis (masalah perjuangan emosional pribadi dan tekanan dari luar)
  9. Prosa Fiksi Naturalis dan Proletar (menggambarkan fakta keji, kurang dapat diterima secara moral dan menggambarkan tingkat material yang kurang dapat diterima oleh akal sehat)
  10. Fiksi prosa gotik (cerita horor; fakta yang memprovokasi horor dan melahirkan mimpi yang menakutkan)
  11. Alegori, simbolisme, dan ekspresionisme (fakta mereka dalam kaitannya dengan struktur kekuasaan dunia luar; misalnya: tatanan moral dan politik mereka)
  12. Fiksi ilmiah dan utopis (menunjukkan kecenderungan tatanan material dengan menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga tampak benar-benar terjadi)
  13. Satire (pertentangan antara manusia/institusi yang tampak lahiriah dengan kekuatan di belakangnya)
  14. Fiksi psikologis dan aliran kesadaran, otobiografi atau bildungsroman (menekankan kompleksitas atau perkembangan kehidupan batin seseorang, yaitu perasaan dan pikiran)
  15. Eksistensialis (kekuatan di balik fakta yang tidak dapat dipahami, tidak dapat diterima, bahkan yang tidak pernah terjadi; karakter dihadapkan dengan sesuatu yang gelap dan terlempar ke dunia absurd).

Sifat Fiksi

Berikut ini adalah beberapa sifat fiktif, yang terdiri dari:

  • Segala sesuatu yang diungkapkan tidak dapat dibuktikan kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari, merupakan hasil fiksi.
  • Semua karakter, latar, dan materi pelajaran adalah realitas imajinatif, bukan realitas objektif.
  • Kebenaran yang terjadi dalam fiksi bukanlah kebenaran objektif melainkan kebenaran logis, yaitu kebenaran yang ada dalam penalaran.
  • Manusia yang hidup dalam kenyataan sehari-hari yang terlibat dalam semua aspek kehidupan penokohan fiksi mampu mempengaruhi & membentuk karakter dan sikap pembaca, pendengar, penonton.
  • Kebenaran logika fiksi menyebabkan setiap fiksi selalu multitafsir, artinya setiap pembaca, pendengar, penonton memiliki interpretasi.

Baca Juga Artikel Terkait : Contoh Cerita Fantasi


Elemen Fiksi

Berikut adalah beberapa unsur fiksi, yang terdiri dari:


1. Tema : adalah subjek yang menjiwai keseluruhan cerita. Tema tersebut diangkat dari konflik kehidupan.

2. Merencanakan : cerita dasar; pengembangan cerita.

3. Saluran : rangkaian cerita

  • Proses alur bisa dimajukan; ke belakang; atau bolak-balik.
  • Penyelesaian Plot memiliki plot klimaks dan plot anti klimaks.

4. Pengaturan : tempat berlangsungnya cerita, dibagi menjadi:

  • pengaturan geografis —-> tempat kejadian itu terjadi
  • setting antropologi —-> peristiwa yang berkaitan dengan situasi masyarakat, pola pikir psikologis, adat istiadat.5. Penokohan / Penokohan :

5. Angka: digambarkan sebagai tokoh utama (protagonis), tokoh lawan (antagonis), atau tokoh pendukung – tetapi ini bukan PRT. Kehadiran tokoh dapat dilakukan secara langsung dengan melakukan deskripsi, menggambarkan kepribadian tokoh; maupun tidak langsung dengan cara berdialog antar tokoh.
Area karakter harus dijelaskan:

  • Area yang terlihat: gerak tubuh, ekspresi, pakaian, barang pribadi, dll
  • Bidang tak kasat mata: motif berupa dorongan/keinginan, psikis berupa perubahan psikis, perasaan, dan religiusitas.

6. Sudut pandang : tema yang mendasari dan tujuan penulisan. Kehadiran bisa melalui:

  • gaya orang pertama —> pengarang terlibat sebagai salah satu tokoh
  • gaya orang ketiga —> pengarang tahu apa yang sedang terjadi tetapi tidak terlibat dalam cerita.

7. Suasana : yang melandasi suasana cerita adalah penokohan karena perbedaan karakter yang menimbulkan konflik. Dengan konflik, penulis berurusan dengan situasi yang menyedihkan, menyentuh, menantang, menyenangkan, atau menginspirasi.

Semua poin tersebut harus dihadirkan secara utuh agar fiksi, baik itu berupa cerpen, novel, drama, skenario film/sinetron, sehingga pembaca, pendengar, penonton memiliki daya imajinatif; memiliki interpretasi tentang karakter, suasana, dll; dari karya fiksi. Jangan lupa: tema, plot, plot, dan setting juga harus jelas agar sebuah karya fiksi benar-benar sebuah karya seni, bukan sekedar curahan hati (seperti diary.


Langkah-langkah Membuat Fiksi

Berikut ini adalah beberapa langkah dalam membuat fiksi, yang terdiri dari:


  1. Ide

Tanpa ide, kita seperti balon yang ditiup dan tidak tahu kemana perginya. Untuk itu, ide adalah modal bagi kita untuk menentukan arah dan tujuan kemana kita akan melangkah. Ide dapat diambil dari berbagai sumber. Baik secara formal maupun informal. Baik pengalaman pribadi, teman, atau lingkungan.


  1. Pengembangan Ide

Setelah kita mendapatkan ide, kita harus mampu mengembangkan ide tersebut. Sebagai contoh saya ambil contoh. Kite mendapat ide untuk menulis novel tentang kehidupan anak angkat. Membuat kita harus mengembangkan cerita ini. Apa jalan cerita, karakter, karakter, dan masalah yang akan kita tulis di setiap bab.


  1. Membangkitkan kekuatan imajinasi

Dalam mengembangkan ide ini, kita harus mampu membangkitkan imajinasi kita. Kita bisa berimajinasi setinggi mungkin dan menciptakan sesuatu yang mungkin tidak masuk akal (tetapi dalam karya fiksi, hal ini bisa terjadi, misalnya Novel Harry Potter karya JK Rowling).


Setelah terbentuk dengan sempurna, gambaran cerita yang akan kita buat, barulah kita bisa menuliskannya menjadi sinopsis. Sinopsis ini berbentuk cerita pendek dari saat cerita sampai akhir (ending).


  1. Buat garis besar

Dalam membuat outline, Anda bisa membagi cerita menjadi beberapa bab. Misalnya pada novel Kekuatan Cinta Pertama (karya Syarifah Aliyyah) terdapat 19 bab dan pada novel Kawin Kontrak (karya Syarifah Aliyyah) terdapat 12 bab. Dalam setiap bab terdapat beberapa adegan (scene). Kemudian kita bisa menuliskan berapa bab yang akan kita buat. Lalu adegan apa yang akan kita sertakan dalam cerita.


  1. Mulailah mengembangkan cerita

Tahap ini merupakan proses yang sangat panjang. Layang-layang harus mampu mengolah kata-kata, sehingga menjadi sajian hangat bagi pembaca. Mengembangkan cerita yang kita inginkan dengan berbagai adegan romantis, melankolis, atau tragis.


  1. Proses Penyuntingan

Ketika cerita kita sudah selesai, maka kita perlu mengedit cerita tersebut. Dalam proses ini, yang harus kita lakukan hanyalah membaca ulang karya kita, serta memperbaiki kesalahan ketik, ejaan, atau kalimat yang ambigu, tanpa harus mengubah jalan cerita.


  1. Pencarian penerbit

Tentu kita ingin karya kita dipublikasikan. Jadi kita harus mencari penerbit yang berminat membantu proses penerbitan karya kita. Alamat penerbit bisa kita dapatkan dari beberapa buku yang kita miliki. Kemudian catat alamatnya dan kami dapat menghubungi penerbit melalui telepon.

Baca Juga Artikel Terkait : Artikel Tentang Fabel


Contoh Fiksi

Berikut adalah beberapa contoh fiksi, yang terdiri dari:


1. Contoh Fiksi Romantis

Terdiri dari:

  1. Katak Ingin Menjadi Kerbau (Psikologi Romawi)
  2. Si Dul Anak Jakarta (Romantis Anak dan Remaja)
  3. Neraka di Bumi (Romantis Pendidikan)
  4. Mencari Pencuri Anak Perawan (Criminal and Detective Romance)
  5. Gadis Empat Zaman (Romantis Romantis)

2. Contoh Novel Fiksi

Terdiri dari:

  • Dilan 1990
  • Siti Nurbaya
  • Tenggelamnya Kapal Vander Wick
  • Ketika Cinta Bertasbih

3. Contoh Cerpen Fiksi

Terdiri dari:

  1. Cinta Tidak Pernah Datang
  2. Oh Mama Oh Papa

Demikianlah Pembahasan Tentang Fiksi adalah – Definisi, Jenis, Properti, Elemen dan Contoh Semoga bermanfaat bagi sobat setia Lecturerdikducation.com… 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button