Pendidikan

Break Even Point – Tujuan, Manfaat, Asumsi, Rumus dan Contoh

Table of Contents

Definisi Titik Impas

Break Even Point adalah analisis yang bertujuan untuk mencari suatu titik, dalam satuan atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui titik impas ini, diharapkan pada volume penjualan berapa perusahaan akan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi maupun untung. Analisis ini membutuhkan estimasi biaya tetap, biaya variabel, dan penjualan. Contoh biaya tetap adalah biaya penyusutan, pajak bumi dan bangunan, bunga pinjaman, dan gaji manajemen, sedangkan contoh biaya variabel adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya material, biaya utilitas.

Titik Impas

Break Even Point (BEP) adalah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian dalam suatu perusahaan. BEP ini digunakan untuk menganalisis proyeksi berapa unit yang diproduksi atau berapa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau pengembalian modal.


Berikut adalah beberapa pengertian titik impas menurut para ahli, yang terdiri dari:


  1. Menurut Sigit (1993, hlm. 2)

Break Even Point adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh seorang pejabat atau manager perusahaan untuk mengetahui sampai berapa volume (jumlah) penjualan dan volume produksi perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan juga tidak memperoleh keuntungan.


  1. Menurut Schmidgall, Hayes, dan Ninemeier (2002)

Break Even Point adalah alat manajemen yang dapat membantu manajer restoran untuk melihat hubungan antara berbagai biaya, pendapatan, dan volume penjualan. Melalui analisis titik impas, manajer juga dapat menentukan jumlah pendapatan yang dibutuhkan pada suatu tingkat pencapaian laba yang diinginkan yang biasa disebut juga dengan Analisis Biaya-Volume-Laba.


  1. Menurut Mulyadi (1993, 230)

Break Even Point adalah cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak mengalami kerugian, tetapi juga tidak memperoleh keuntungan, dengan kata lain keuntungannya nol.


  1. Menurut Matz, Usry, dan Hammer (1991, hlm. 202)

Break Even Point adalah analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan agar semua biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut dapat tertutupi, analisis mana yang dapat menunjukkan suatu titik dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian.


  1. Menurut Rony (1990, hlm. 358)

Break Even Point merupakan sarana bagi manajemen untuk mengetahui pada titik manakah hasil penjualan sama dengan biaya total sehingga perusahaan tidak untung atau rugi.


Tujuan Titik Impas

Berikut beberapa tujuan break even point, yang terdiri dari:

  • Merancang spesifikasi produk
  • Tentukan harga jual satuan
  • Menentukan jumlah minimal produksi atau penjualan agar tidak mengalami kerugian
  • Memaksimalkan jumlah produksi
  • Rencanakan keuntungan yang diinginkan

Perubahan harga jual per unit dapat mempengaruhi besaran BEP. Jika harga jual naik sedangkan biaya tidak berubah, maka BEP akan turun, begitu pula sebaliknya. Perubahan biaya variabel juga akan mengubah posisi BEP, jika biaya variabel meningkat maka BEP juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya.


Manfaat Titik Impas

Manfaat analisis Break Even Point bagi manajemen dan perusahaan antara lain sebagai berikut “Carter dan Usry, 2005:270”:

  1. Membantu memberikan informasi dan petunjuk kepada manajemen dalam memecahkan masalah lain yang dihadapinya, misalnya masalah penambahan atau penggantian fasilitas pabrik atau investasi aset tetap lainnya.
  2. Membantu manajemen dalam mengambil keputusan untuk menutup usaha atau tidak dan memberikan informasi kapan usaha harus dihentikan/ditutup.

Sedangkan manfaat atau kegunaan Break Even Point menurut Bustami dan Nurlela “2006:208” adalah sebagai berikut:

  • Untuk mengetahui jumlah minimal penjualan yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar tidak mengalami kerugian.
  • Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu.
  • Mengetahui seberapa jauh penjualan dikurangi sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian.
  • Mengetahui bagaimana pengaruh perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan.
  • Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan.

Asumsi Titik Impas

Analisis titik impas sangat penting bagi manajemen untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume dan keuntungan, terutama informasi mengenai volume penjualan minimum dan besarnya penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.


Analisis Break Even Point membutuhkan asumsi tertentu sebagai dasar. Jika salah satu asumsi dasar berubah maka akan mempengaruhi posisi titik impas, sehingga perubahan tersebut juga akan mempengaruhi laba perusahaan.


Ada beberapa asumsi dasar dalam analisis Break Even Point yaitu “Horngren et al, 2006:447”:

  • Satu-satunya faktor yang mempengaruhi biaya adalah perubahan volume.
  • Manajemen mengklasifikasikan setiap biaya “atau komponen biaya gabungan” sebagai biaya variabel atau biaya tetap.
  • Pengeluaran dan pendapatan bersifat linier di seluruh rentang volume yang relevan.
  • Tingkat persediaan tidak akan berubah.
  • Penjualan produk gabungan tidak akan berubah, penjualan gabungan adalah kombinasi produk yang membentuk total penjualan.

Penggunaan Titik Impas

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa analisis titik impas sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa biaya total akan sama dengan jumlah penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui titik impas kita akan mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, kerugian atau keuntungan, sehingga memudahkan pimpinan dalam mengambil keputusan.


Rumus Titik Impas

Formula Titik Impas


Informasi :

  1. Biaya Tetap (FC) adalah biaya yang jumlahnya tetap meskipun usaha Anda tidak berproduksi seperti biaya gaji karyawan, biaya penyusutan usaha, biaya asuransi. Dll.
  2. Variable Cost (VC) adalah biaya yang jumlahnya akan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah produksi. Misalnya bahan baku, bahan bakar, biaya listrik dll.
  3. Harga per unit adalah harga jual barang atau jasa yang dihasilkan.
  4. Biaya variabel per unit adalah total biaya variabel dibagi jumlah unit yang diproduksi atau dengan kata lain biaya rata-rata per unit.
  5. Contribution Margin per unit adalah selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per unit.
  6. Wi : Persentase total penjualan (Rp) tiap produk, disebut bobot margin kontribusi.

Contoh Titik Impas

Fixed Cost toko sepatu : Rp 500.000

Variable cost Rp 10.000/unit

Harga jual Rp. 20.000/unit

Maka BEP per unitnya adalah

Contoh Titik Impas

Artinya, perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi titik impas. Pada penjualan unit ke-51, toko tersebut mulai menghasilkan keuntungan.


Contoh BEP untuk menghitung berapa banyak uang penjualan yang harus diterima agar BEP terjadi:

Pembahasan Contoh Break Even Point


Demikianlah pembahasan mengenai Break Even Point – Pengertian Menurut Para Ahli, Tujuan, Manfaat, Asumsi, Kegunaan, Rumus dan Contoh Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂


Baca Juga Artikel Lainnya :

  1. Pengembalian Aset (ROA)
  2. Bidang Akuntansi
  3. Neraca Apakah
  4. Hukum Permintaan dan Penawaran
  5. Keuntungan Adalah
  6. Opini Audit

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button